Farisha Noor: Perawat Antara Ilmu, Skill, Kompetensi, Hingga Adaptasi Zaman





Farisa Noor

"Bukan berapa banyak yang Anda lakukan, tetapi seberapa besar kasih sayang yang Anda limpahkan dalam pekerjaan Anda.", sebuah kata bijak dari Bunda Theresa untuk profesi perawat. Itulah dunia keperawatan dimana untuk bisa terjun di profesi ini bisa berlatar panggilan hidup atau ada situasi tertentu. Namun apapun itu, pekerjaan perawat sejatinya menyangkut cinta, komitmen, dan semangat dalam balutan kemanusiaan.

Perawat yang dari bahasa Latin nutrix, berarti 'merawat' atau 'memelihara' adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan komunitas dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi.

Adapun menurut Undang-undang Nomor 38 tahun 2014, definisi keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan, bekerja sama dengan dokter, terapis, pasien, keluarga pasien serta tim lainnya untuk fokus pada perawatan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.

Nah, bagi kalian yang masih sekolah atau ingin punya cita-cita jadi perawat, bisa belajar dari pengalaman salah satu perawat yang seputarbandungraya.com wawancara. Adalah perawat bernama lengkap Farisha Noor yang kami angkat profilnya kali ini. Berbagi pengalaman darinya, agar kalian biasa lebih dekat mengenal dengan profesi keperawatan sekaligus lebih termotivasi bila cita-citanya kelak bila ada yang ingin jadi perawat.

Profesi perawat dan sisi humanisme
Ibu muda yang biasa dipanggil Teh Icha ini merupakan kelahiran Sumedang dan kini menjadi salah satu tim perawat di RS Al Islam, Jln. Soekarno-Hatta, Bandung.

"Alasan tertarik dunia perawatan karena sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain," kata Teh Icha saat ditanya alasan utama kenapa terjun di profesinya kini. Dan pastinya banyak suka dukanya lho jadi perawat itu. Menurutnya, tantangan sekaligus sukanya jadi perawat denga banyak bertemu orang-orang yang punya ragam latar belakang serta sifat unik berdasar bio, psiko, sosial, dan spiritual.

Namun menurutnya, bila ditanya dukanya jadi perawat, ternyata masih ada saja yang memandang sebelah mata. Dimana perawat kadang ada sebagian yang menganggap sebagai pembantu atau pesuruh dokter. Padahal, perawat itu kerja profesional dan mempunyai dasar ilmu berbeda dengan dokter.

"Dalam dunia keperawatan, tentu utamanya dituntut menguasai ilmu keperawatan. Misalnya, harus tahu dan menguasai seputar anatomi fisiologi, psikologi, fisik, dan psikologi pasien. Selain itu, perawat itu harus peduli dan penuh kasih sayang. Makanya, harus paham dulu manusia secara bio, psiko, sosial, spiritual sesuai dengan Teori Abraham Maslow untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia," tutur wanita yang juga sangat menyukai seni budaya Sunda ini.

Di balik kesan lembutnya sebagai perawat, Teh Icha ternyata banyak mendulang prestasi dalam olahraga beladiri tradisional, di antaranya Juara I Popda Kab. Sumedang Cabang Pencak Silat (2002); Juara III Porda Jabar (2002): Juara II Pencak Silat Kelas F Remaja Putri (2003); Juara III Pencak Silat Kelas Dewasa (2002); dan Juara Harapan I Pencak Silat Kejurnas - Yogyakarta (2005).

Profesi perawat antara tuntutan keilmuan, skill, dan tantangannya
Untuk menjadi perawat, ia melakoninya sejak 2006 lalu dengan perjalanan panjang. Ibu muda penyuka bakso dan kuaci ini pernah menempuh pendidikan di MTs Negeri Sumedang, SMAN 1 Cimalaka, dan dilanjutkan ke Akadami Perawatan (Akper) Sumedang. Untuk lebih meningkatkan ilmu dan skill keperawatan, ia pun mengembangkan pendidikan dengan menempuh ilmu keperawatan di Yamisa Soreang hingga mengejar gelar S1 dan S2 di  Stikes Aisyiyah dan Uninus Bandung.

Mengapa ia terus mengasah kemampuan sebagai pendukung profesi keperawatan? Menurutnya, pengembangan profesi jadi perawat itu harus juga paham tuntutan zaman, dimana ilmu dan keterampilan seputar keperawatan harus terus diasah. Apalagi perawat, tambahnya, ada beberapa fungsi yakni sebagai researcher, edukator, dan advokator.

Nah, bagi kalian yang ingin memilih profesi sebagai perawat nanti, perlu persiapan khusus fisik dan mental yang sehat. Hal ini, menurut Teh Icha, karena merawat pasien sakit harus sepenuh jiwa dan raga dengan penuh kasih sayang. Bagaimana bisa fokus atau total merawat pasien, bila perawatnya sendiri kurang siap dari sisi fisik dan mental.

"Salah satu tantangan profesi keperawatan, misalnya, dituntut dalam urusan pengaturan waktu kerja (shift). Biasanya, pelaksana dibagi menjadi 3 shift, yakni shift pagi dari pukul 07.00 s.d. 14.00; shift siang pukul 14.00 s,d 20.00; dan  shift malam pukul 20.00 s.d. 07.000," tutur perawat yang juga hobi wisata adventure ini.

Ada juga tuntutan lain bagaimana menciptakan sinergi tim antar perawat/profesi lain. Hal tersebut di antaranya harus kompak antara rekan kerja; paham jobdesk masing-masing; hingga melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) yang sesuai. Nah, bagaimana sudah ada gambaran tentang sisi lain dunia profesi keperawatan? Bila kalian tertarik untuk jadi perawat, siapkan dari sekarang baik fisik, mental, juga keilmuan.

--------

Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS