Mengenali Potensi Anak Melalui Tipe dan Ciri Kepribadiannya






Setiap anak memiliki segudang potensi yang merupakan sebuah anugerah dari Tuhan.
Potensi-potensi ini dapat berwujud inteligensi (kecerdasan), bakat, prestasi, kepribadian, dan
sebagainya. Semua ini butuh stimulasi dari lingkungan sekitarnya agar potensi-potensi yang
dimiliki oleh anak dapat teraktualisaikan ke dalam kehidupan nyata.

Berikut ini tipe kepribadian dan ciri-cirinya menurut Holland meliputi:
1. Realistik (realistic) yaitu kecenderungan untuk bersikap apa adanya atau realistik. Ciricirinya:
rapi, terus terang, keras kepala, tidak suka berkhayal, tidak suka kerja keras.
2. Penyeilidik (investigative) yaitu kecenderungan sebagai penyelidik. Ciri-cirinya: analitis,
hati-hati, kritis, suka yang rumit, rasa ingin tahu besar.
3. Seni (artistic) yaitu kecenderungan menyukai seni. Ciri-cirinya: tidak teratur, emosi, idealis,
imajinatif, terbuka.
4. Sosial (social) yaitu kecenderungan suka terhadap kegaiatn-kegiatan yang bersifat sosial.
Ciri-cirinya melakukan kerjasama, sabar, bersahabat, rendah hati, menolong, dan hangat.
5. Suka usaha (enterprising) yaitu kecenderungan menyukai bidang usaha. Ciri-cirinya:
ambisius, energik, optimis, percaya diri, dan suka berbicara.
6. Tidak mau berubah (conventional) yaitu kecenderungan untuk mempertahankan hal-hal yang
sudah ada, enggan terhadap perubahan. Ciri-cirinya: hati-hati, bertahan, kaku, tertutup, patuh,
konsisten.

Berdasarkan ciri-ciri itulah seorang anak dapat diketahui tipe kepribadiannya. Selanjutnya potensi anak dapat diketahui dalam bidang apa dan kemana ia akan diarahkan. Bagi para orangtua atau pendidik, pemahaman terhadap kepribadian anak diperlukan dalam rangka membantu anak menjalani tugastugas perkembangan tersebut secara optimal, sehingga anak memiliki kecakapan hidup dan mampu menjalani realita dalam kehidupannya sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya.

Dengan memahami kepribadian anak, guru atau orangtua dapat melihat potensi apa yang terlihat dalam diri ini. Adapun potensi bisa teraktualisasikan bila diasah, distimulasi, dan dikembangkan oleh lingkungan sekitarnya. Sebaliknya potensi tidak akan nampak terlihat bila tidak diasah, distimulasi, dan dikembangkan oleh lingkungan sekitarnya. Hasil penelitian ilmiah menunjukkan bahwa anak yang banyak distimulasi oleh lingkungannya terbukti lebih cerdas dibanding dengan yang sedikit stimulasinya.

Untuk di lingkungan sekolah (pendidikan), peran pendidik akan sangat besar artinya bila dia mampu menstimulasi berbagai potensi yang dimiliki oleh anak, sehingga potensi ini dapat digunakan untuk kepentingan-kepentingan tertentu dalam kehidupannya khususnya dalam dunia pendidikan.

Bagi dunia pendidikan, pentingnya menggali potensi anak adalah dapat diketahui adanya perbedaan
kemampuan anak. Konsekuensinya, para pendidik harus bisa memperlakukan anak yang berpotensi berbeda-beda ini secara bijak. Pengidentifikasian (diagnostik)  terhadap potensi dapat dilakukan dengan mengenali keberbakatan anak dan kecenderungan minat dalam melaksanakan tugasnya. Keberbakatan anak dapat dilihat dari tiga hal yaitu kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata (above average ability), kreativitas (creativity) tergolong tinggi, dan komitmen terhadap tugasnya (task commitment) yang tinggi atau sering disebut sebagai motivasi intrinsik.

-------------------
Artikel lainnya seputar Pendidikan Karakter LIHAT DI SINI

--------

Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS