Pendidikan STEM dan Tuntutan Kemajuan Zaman





Sejarah pendidikan STEM

Penggunaan konsep STEM telah sering diterapkan pada banyak aspek dari dunia bisnis misalnya revolusi industri, Thomas Edison dan penemu lainnya. Penggunaan STEM terutama digunakan di perusahaan-perusahaan rekayasa untuk menghasilkan teknologi revolusioner seperti bola lampu, mobil, alat-alat dan mesin.

Orang-orang yang bertanggung jawab untuk inovasi ini hanya sedikit berpendidikan dan atau masih berada di masa belajar, misalnya Thomas Alfa Edison tidak mengenyam bangku kuliah (Beals, 2012), begitu juga dengan Henry Ford.

Peristiwa sejarah lainnya yang mendorong tumbuh dan berkembangnya pendidikan STEM yaitu perang dunia ll, dan peluncuran sputnik Uni Soviet. Teknologi yang diciptakan dan dipakai selama Perang Dunia II hampir tak terukur banyaknya. Dari bom atom dan jenis-jenis persenjataan lainnya, sorta karet sintetis untuk berbagai jenis kendaraan transportasi (darat dan air). Para ilmuwan, matematikawan, dan insinyur (banyak dari akademisi) bekerjasama dengan militer untuk menghasilkan produk inovatif yang membantu memenangkan perang (Judy, 2011).

Pada tahun 1957, Uni Soviet kemudian berusaha dan berhasil meluncurkan Sputnik 1. lni adalah satelit yang berukuran bola pantai dan mengorbit bumi sekitar satu jam setengah. Ini adalah tonggak teknologi dimulainya "kompetisi ruang angkasa" antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (National Aeronautics and Space Administration, 2008).

Inovasi "raksasa" ini menggunakan prinsip STEM untuk inenghasilkan beberapa teknologi yang paling produktif dalam sejarah. Namun, penggunaan STEM dalam pendidikan hampir tidak ada (Butz, dkk., 2004). Pada tahun 1990, sebuah agensi pemerintahan Amerika Serikat yang menyokong penelitian dan pendidikan fundamental di bidang sains dan teknik yaitu National Science Foundation (NSF), telah menyatukan sains, teknologi, teknik dan matematika dan membuat singkatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic).

Pentingnya Pendidikan STEM STEM menjadi isu penting dalam pendidikan saat ini. Pendidikan yang tidak memadai dalam matematika dan sains telah menyebabkan kekurangan tenaga kerja berkualitas sehingga mengakibatkan kesenjangan dibidang industri global (Cooney & Bottoms, 2003).

Pendidikan STEM terpadu didorong oleh ketidakpuasan dengan pendekatan tradisional untuk sains dan matematika di Amerika Serikat. Meskipun reformasi pendidikan telah membawa perubahan signifikan terhadap kurikulum, standar dan pengembangan professional, tetapi subyek sains dan matematika masih menekankan keterampilan hapalan dan sedikit sekali meningkatkan minat siswa dalam melanjutkan studi dan karier dibidang STEM (NRC, 2014).

Meningkatnya jumlah pekerjaan di berbagai sektor ekonomi, sains dan teknik menyebabkan kebutuhan latar belakang pendidikan dalam bidang STEM (Carnevale, dkk., 2011). Para pengusaha juga membutuhkan tenaga kerja yang fleksibel yang dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis.

Pendidikan STEM penting bagi Amerika Serikat dalam persaingan global karena Amerika Serikat bergantung pada tenaga kerja dalam bidang STEM untuk bisa beitahan dalam ekonomi dunia (Banning & Folkestad, 2012). Oleh karena itu, penting bagi suatu negara untuk meningkatkan kreativitas dan daya saing mereka melalui pendidikan STEM.

--------

Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS