Pileuleuyan Kang Deddy Dores





Berita duka cita..
Innalillahi Wainalillahi Rojiun..

Telah meninggal dunia, musisi, pencipta lagu, dan salah satu personil awal dari God Bless, Deddy Dores, pada pukul 23.45 malam tadi di rumah sakit International Bintaro. Jenazah akan disemayamkan di rumah duka Jl. Kasuari 11 no.18, Bintaro Jaya sektor 9, dan rencananya akan dimakamkan di Sumedang, Jawa Barat. Mohon doa bagi almarhum dan dimaafkan segala kesalahannya, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan.

Itulah kabar duka yang diposting halaman Facebook band God Bless. Satu lagi dunia musik Tanah Air kehilangan seniman yang dikenal sebagai salah satu  pencipta lagu paling produktif di Indonesia. Nama Deddy Dores tak bisa dilepaskan dari kancah musik Indonesia. Selama hidupnya, ia mengabdikan diri pada seni musik Tanah Air. Karya-karyanya banyak dinyanyikan oleh penyanyi papan atas Indonesia.  Dalam kiprahnya di industri musik, Kang Deddy, demikian ia biasa disapa, sudah menciptakan sekira 1.600 judul lagu dan 300 di antaranya sukses menjadi hits.

Deddy Dores dan Nike Ardilla
Nike Ardila, Poppy Mercury, Nafa Urbach, dan Mayang Sari adalah para penyanyi yang pernah ia orbitkan namanya. Namanya kian moncer sebagai pencipta lagu setelah ia memproduseri penyanyi kenamaan asal Bandung, Nike Ardilla. Tahun 1987, Nike Ardilla dibawa ibunya ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Di sana ia bertemu dengan Deni Kantong (guru menyanyinya), dan Deni Sabrie (kemudian menjadi manajernya). Lalu, Deni Kantong dan Sabrie memperkenalkannya pada Deddy Dores.

Pria kelahiran 28 November 1950 ini membuatkan beberapa lagu untuk album pertama Nike yang bertajuk Seberkas Sinar yang terjual lebih dari 500.000 ribu kopi. Sebelumnya Deddy Dores juga sempat menyatukan Nike dengan dua anak didik Deddy dan Deni bernama Deni Angels bersama Cut Irna dan Lady Avisha.

Pernah Bergabung dengan God Bless
Dalam sejarah perjalanan musiknya, Deddy pernah bergabung dengan God Bless (1974) dimana saat itu formasinya: Deddy Dores, Ludwin LeMans (gitar), Achmad Albar (vokal). Namun, nama band Superkid juga merupakan bagian dari perjalanan Deddy. Band itu ia bangun bersama Denny Sabri dengan formasi trio: Deddy Stanzah, Jelly Tobing, dan Deddy Dores. Band inilah yang termasuk salah satu media idealisme bagi Deddy dalam berkarya dalam kancah musik.

Stanzah sebagai vokalis banyak punya ciri pengaruh dari Mick Jagger. Deddy Dores pada posisi keyboard dan gitar, Deddy Stanzah pada bas dan Jelly untuk drums. Formasi ini amat mirip dengan AKA (Arthur Kaunang, Ucok Harahap, Syech Abidin dan Soenata Tanjung ) banyak memainkan lagu-lagu ELP, bukan Stones.

Deddy mengawali kariernya di dunia musik dengan bergabung ke dalam sebuah grup band beraliran rock sebelum ia pindah ke aliran pop. Deddy pun pernah bergabung dengan God Bless saat grup tersebut sedang gonta-ganti personel. Pada 1980-an, JK Records menawarinya untuk menciptakan lagu-lagu untuk artis-artis di bawah naungannya. Karena suaranya juga bagus, Deddy pun diminta untuk berduet dengan beberapa artis dari JK records.

Idealisme Bermusik
Ia mengawali terjun ke musik pop lewat rekaman suaranya sendiri. Pekerjaan itu dilakukannya pada tahun 1971, pada saat koceknya krisis karena grup Rhapsodia yang dibangunnya, belum menghasilkan dana bagus untuk menopang hidupnya. Album solo Hilangnya Seorang Gadis, cukup dikenal khalayak pop waktu itu. Deddy baru membuat album pop lagi pada tahun 1978, kali ini berduet dengan Lilian.

Album solo ia garap sebagai saluran relaksasi di tengah kegiatan manggungnya dengan Rhapsodia, God Bless dan Giant Step. Ia benar-benar cari duit di musik pop sejak bertemu Nike pada tahun 1989, dan tahun 90 merekam Seberkas Sinar. Lagu itu pun meledak di pasaran dan menjadi salah satu lagu hits almarhum Nike Arilla.

--------

Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS