Aksi Bombastis di Usia 74 Tahun, Chossy Pratama Rambah Industri Musik Negara Tetangga







Jakarta - Legenda hidup Musisi Pop Indonesia Chossy Pratama kembali membuat aksi bombastis. Pada usianya 74 tahun saat sekarang ini, musisi yang dikenal sebagai maestronya original soundtrack sinetron televisi tersebut merambah industri musik negara tetangga, Timor Leste.

Chossy Pratama merilis lagu Karik Hau yang dinyanyikan oleh Fiorela Cepeda, Penyanyi asal Kota Dili - Timor Leste yang saat ini masih berusia 18 tahun. Videoklipnya sudah ada di YouTube Channel Chossy Pratama Production sejak Kamis (10/8/2023).

Manager Chossy Pratama, Tixxy saat diwawancarai pada Senin (14/8/2023) mengatakan, ternyata umur tidak berpengaruh pada kreativitas Chossy Pratama. Di usianya sekarang ia masih bisa mengikuti trend musik anak muda.

"Aneh tapi nyata, pada saat orang seumurnya sudah pensiun, Chossy Pratama malah merambah negara tetangga, mencari bakat. Apa sih rahasianya?" kata Tixxy.

Pada kesempatan yang sama, Chossy Pratama mengatakan, ide awal lagu Karik Hau datang dari Desy Agustina, Penyanyi Chossy Pratama Production asal Surabaya. Awalnya lagu tersebut ia tulis dalam bahasa Indonesia, dengan judul Jika Aku.

"Lagu Karik Hau menceritakan perasaan dan kesulitan seseorang yang tulus mencintai kekasihnya yang tidak pernah bisa tergapai seutuhnya, dan masalahnya bisa macam-macam, tergantung interpretasi masing-masing," kata Chossy Pratama.

Seperti dijelaskan Chossy Pratama, lagu Karik Hau yang dinyanyikan Fiorela Cepeda produksi audionya seratus persen dikerjakan dengan bantuan Chossy Pratama Production, untuk videonya oleh One Shoot Production, dan AMRT untuk studio audionya. Sebagai tambahan audionya dibuat oleh gabungan musisi Timor Leste, Indonesia, dan Kroasia.

Sementara itu, musik video seluruhnya digarap oleh tim kreator Timor Leste yang dimotori oleh Favio S Pinto yang luar biasa ide penggarapan dan editing-nya. Pengerjaannya dengan menggunakan bantuan fasilitas dari PBI / KBRI yang sangat mendukung.

Chossy Pratama, composer Indonesia yang sudah banyak sekali membuahkan hits. Karya lagu hits yang telah dibuahkannya, seperti ; Janjiku, Tersanjung, Asmara, Untukmu Segalanya, Jin dan Jun, Tuyul Mba Yul, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Rilisnya lagu Karik Hau dari Fiorela Cepeda seperti pada kronologi yang diceritakan oleh Chossy Pratama sebagaimana berikut ini ;

Berawal dari dini hari di Dili, sekitar pukul 04.00 subuh, saat semua mata tengah terpejam dalam lelap mimpi. Pagi biasa yang rutin untuk Chossy Pratama, memanaskan air hangat, untuk asupan air putih setiap pagi.

Tiba-tiba hape Chossy Pratama memanggil, teks Whatsapps masuk. Ia buka dan ternyata dari Desy Agustina, “Oom aku bikin lagu, coba deh dengerin”. Teks tersebut ditemani oleh sebuah file audio. Desy Agustina adalah seorang penyanyi asal Surabaya yang bernyanyi di genre Pop / Jazz, dan Chossy Pratama sudah beberapa kali terlibat dalam usaha kolaborasi yang belum berbuah hasil.

Sambil memasang headphone bluetooth, Chossy Pratama dengarkan sebuah untaian notasi yang pendek, dengan rendaan lirik yang menyentuh, “Jika aku tak bersama kamu, mungkinkah jalan hidupku berbeda”. Tanpa pikir panjang Chossy Pratama menghubungi Desy, meskipun Chossy Pratama tahu bahwa Surabaya 2 jam di belakang Dili. Langsung saja Chossy Pratama tanyakan latar belakang notasi awal dan liriknya, dan ternyata adalah kisah nyata yang dialami salah satu kawan karibnya. Dalam hati sebagai seorang komposer yang sudah menggeluti perlaguan selama kurang lebih 38 tahun di industri, hati kecil Chossy Pratama berkata, “Cerita kawan atau?”

Notasi awal dan lirik awal tersebut menempel di kepala Chossy Pratama, dan sesampainya ia di depan “meja gambar lagu” (piano), jarinya mulai dengan sendirinya merangkai notasi, merenda lirik, menguntai harmoni, dan tergubahlah sebuah lagu lengkap, yang ia beri judul Jika Aku. Kisah pilu seorang wanita yang tulus memberikan segalanya, demi cintanya pada seseorang yang tidak dapat dimilikinya secara utuh.

Dan mulailah hunting penyanyi, oleh manager AnR Chossy Pratama, Tixxy, mencari penyanyi yang bisa mendalami dan memberikan soul dan cerita pada lagu Jika Aku. Namun seperti biasanya, mencari penyanyi selalu tidak mudah. Sementara posisi Chossy Pratama di Dili, memungkinkannya mengaudisi banyak penyanyi, namun terkendala pengejaan dan intonasi bahasa. Maka timbullah ide untuk menerjemahkannya menjadi lagu original dalam bahasa Tetun, bahasa nasional Timor Leste. Dan tergubahlah lagu Karik Hau, yang artinya adalah Jika Aku.

Dalam saat yang tak terduga, Chossy Pratama dikenalkan dengan seorang penyanyi berbakat di Dili yang berumur 18 tahun, dan seperti ada chemistry antara lagu tersebut dengan Fiorela Cepeda, nama gadis muda tersebut. Timbul ide Chossy Pratama, bagaimana jika Fiorela saja yang menyadur kembali dalam bahasa Tetun. Dan mulailah berjalan produksi lagu tersebut yang makan waktu sekitar 4 bulan dari mentah sampai dirilis.

Pengerjaannya pun melibatkan musisi dari beberapa negara. Sementara bagan aransemennya dikerjakan di Dili, oleh Chossy Pratama dan Nopai, seorang drummer dan produser di Dili, yang mengerjakan drum programming-nya. 

Lalu mereka mulai mencoba mengarahkan Fio, nama panggilan Fiorela Cepeda, untuk menjiwai lagu tersebut. Setelah keluar masuk studio sebanyak 4-5 kali, Chossy Pratama coba melengkapi arransemen musiknya dengan melibatkan Wanda Omar untuk bass-nya, dan Andre Dinuth untuk nylon / string acoustic dan electric guitar-nya, yang rekamannya dilakukan di studio mereka sendiri di Jakarta. 

Chossy Pratama juga meminta bantuan Aubrey Victoria untuk arransemen cello-nya yang dimainkan oleh Martin Kutnar dari Kroasia, dan direkam di sana. Semua isian kemudian dikirimkan datanya ke Dili, lalu data tersebut diproses kembali di studio Dili, dan siap untuk mixing. Setelah semua musik sudah jadi, dan Fio mendengarkan vokalnya, ia memutuskan untuk mencoba sekali lagi, yang dengan serta merta disetujui Chossy Pratama, dan jadilah Karik Hau yang sekarang sudah dirilis. 

Tapi tak cukup sampai di sana, untuk menambah ambience musiknya, Chossy Pratama mendapatkan seorang mahasiswi jurusan hukum yang kebetulan bisa mengisi backing vocal, Nana Tomasia. Karena sebuah lagu tidak akan lengkap tanpa music video, maka Chossy Pratama hubungi Favio S. Pinto untuk memproduksi bersama João de Araújo dan Raimundo C. Santos, di mana mereka dibantu oleh Silvestre P. Castro, pemilik On Shoot Production House tempat mereka bernaung. Sementara studio yang ada di Dili adalah studio AMRT - Arquivo & Museu Resiatênçia Timorense, atau Museum Perjuangan Timor Leste.

Sementara itu, Tixxy masih melakukan hunting untuk versi Indonesia. Kiranya lagu Karik Hau bisa menemani para penikmat musik Tanah Air dan negara tetangga kita, Timor Leste.



(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)



--------

Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS