Pakar Bahasa Indonesia J.S. Badudu Tutup Usia





"Telah berpulang dalam damai Bapak dan Opa kami Jusuf Sjarif Badudu pada Sabtu 12 Maret 2016 pukul 22.10 di Rumah Sakit Hasan Sadikin pada usia 89 tahun. Beliau berpulang meninggalkan 9 cucu, 9 menantu, 23 cucu, dan 2 cicit. Saat ini belum dapat dipastikan kapan dan di mana jenazah akan disemayamkan...."

Demikian status yang ditulis oleh bernama Ananda Badudu (cucu  Prof. Dr. J.S. Badudu) di akun Instagram-nya. Tokoh yang dikenal dengan rubrik "Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar" di Majalah Intisari ini sebelumnya pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit Advent, Bandung, 30 Januari 2016. Ia menderita penyakit kandung kemih yang sudah diidapnya sejak beberapa waktu terakhir. Namun selama ini tidak dirawat dan memilih tetap tinggal di rumah di kawasan Dago Kota Bandung. Ia pun menderita stroke.

"Kakek memang sudah dua hari ini dirawat di RSHS Bandung karena stroke. Semasa hidup kakek memang sudah beberapa kali kena stroke," ujar Ananda kepada awak media, Sabtu (12/3/2016).

Jusuf Sjarif Badudu yang lahir di Gorontalo, 19 Maret 1926 ini wafat pada usia 89 tahun. Pakar bahasa Indonesia ini tercatat sebagai Guru Besar Linguistika pada Universitas Padjadjaran dan dikenal luas di masyarakat sebagai pembawa acara Pembinaan Bahasa Indonesia (1974 - 1979) di TVRI.

Mengabdikan diri dalam dunia pendidikan
Dikutip dari laman Wikipedia, J.S. Badudu telah mengabdikan diri sebagai guru sejak usia 15 tahun 5 bulan. Dulu ia menjadi guru sekolah dasar di Ampana, Sulawesi Tengah hingga tahun 1951. Pada tahun 1951 - 1955 ia kemudian menjadi guru SMP di Poso, Sulawesi Tengah. Pada periode 1955 - 1964, ia menjadi guru SMA di Bandung. Ia juga pernah menyumbangkan tenaga sebagai dosen di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya), Universitas Padjadjaran, pada tahun 1965 - 1991.

Sejak 1982, suami Eva Henriette Alma Badudu ini menjadi Guru Besar Linguistik pada Program Pascasarjana (S2 dan S3) Universitas Padjadjaran Bandung dan Universitas Pendidikan Indonesia (dulu IKIP Bandung). Ia pun menjadi guru besar di Universitas Pakuan Bogor sejak 1991 dan sejak 1994 di Universitas Nasional Jakarta.

Bapak sembilan anak ini pernah mendapat bintang jasa Satyalencana 25 Tahun Pengabdian dan Bintang Mahaputra. Penghargaan ini diserahkan Presiden Megawati Sukarnoputri pada 15 Agustus 2001 di Istana Negara. Bintang jasa itu diberikan pemerintah sebagai penghargaan atas jasanya membina bahasa Indonesia selama bertahun-tahun bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Selain sebagai pengajar, ia pun aktif menulis buku-buku seputar Bahasa Indonesia, di antaranya: Kamus Umum Bahasa Indonesia,  Inilah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar, Bahasa Indonesia: Anda bertanya? Inilah Jawabnya, Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia, dan masih banyak lagi.

--------

Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS