Tahap-Tahap Detoksifikasi Tubuh Saat Puasa di Bulan Ramadan





Detoks puasa Ramadhan

Selama manusia hidup, tubuh melaksanakan tugasnya untuk menjaga kelangsungan kesehatan. Dan tak selamanya apa yang kita makan atau minum sempuran diproses oleh organ-organ tubuh. Maka racun-racun pun terdapat dalam tubuh kita yang tidak diproses secara maksimal oleh organ-organ tersebut. Racun dalam tubuh bisa berasal dari"
- Dalam (endogenus) misalnya sisa metabolisme, radikal bebas, produksi hormon berlebihan akibat stres, gangguan fungsi hormon, dan bakteri penyakit yang sudah ada di dalam tubuh. Ini bisa juga berasal dari makanan yang tidak kita sadari.
- Luar (eksogenus), yang bisa berasal dari polutan, obat-obatan, hormon pada ternak, produk susu, makanan yang diproses, lemak trans, dan mikroba.

Tubuh pun sebenarnya memiliki mekanisme sendiri dalam menangani toksin ini, diantaranya dengan berkeringat, buang air kecil, dan buang air besar. Semuanya merupakan proses pengeluaran racun dari tubuh secara alamiah. Namun hal tersebut pun tidak cukup.

Untuk sistem detoks ada dua macam, yakni.detoks xenobiotik proses menetralisir toksin dari bahan kimia dan logam berbahaya yang berasal dari makanan dan udara. Kadua, detoks antioksidan yang membersihkan zat reaktif terhadap oksigen atau radikal bebas seperti sinar ultraviolet, asap rok*k, dan asap hasil pembakaran.

Dan puasa yang dijalani saat Ramadan sejatinya adalah proses mengeluarkan racun (detoksifikasi) dari dalam tubuh.Saat kita menjalankan puasa, secara alamiah usus akan membersihkan diri. Di saat yang sama, organ tubuh lainnya seperti hati dan lambung akan beristirahat.

Begitu pula organ hati - memiliki tugas yang berat dimana menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit. Dengan berpuasa, tentu ada jeda sekian jam bagi hati untuk beristirahat. Sedangkan lambung merupakan keranjang makanan.

Selama menjalani puasa sebulan penuh (bisa ditambah puasa Syawal enam hari) merupakan momen tubuh untuk detoksifikasi. Tapi, tetap niatkan puasa kita untuk ibadah, istilahnya "sambil menyelam minum air", amal ibadah dapat, efek kesehatan pun dapat. Saat puasa, disarankan jangan banyak mengonsumsi makanan pembentuk asam, di antaranya makanan yang mengandung protein (hewani), pati, dan lemak (untuk lengkapnya lihat boks). Efek bagi tubuh adalah munculnya asidosis, yakni penurunan keasaman darah (di bawah 7,35). Proses pengeluaran racun pada awalnya terasa lamban.

Proses detoksifikasi yang baik memang butuh waktu, tapi hasilnya lebih tahan lama. Dalam terapi pengobatan alami, reaksi tubuh saat detoksifikasi seperti ini disebut sebagai healing crisis. Bentuk dan manifestasinya berbeda-beda tiap orang. Beberapa contoh misalnya warna urine berubah menjadi lebih keruh dan berbau menyengat; sering kentut dengan bau sangat menusuk; pusing, mual, nyeri sendi/otot, batuk atau flu; dan kotoran banyak disertai dengan mukus atau lendir yang cukup pekat.

Tahap-tahap detoksifikasi saat puasa
Saat berpuasa di bulan Ramadan, biasanya muncul pada hari ketiga dan tidak berlangsung beberapa hari saja. Saat healing crisis muncul, disarankan jangan mengonsumsi obat-obatan apa pun. Ada lima tahapan yang berlangsung saat berpuasa di bulan Ramadan:

Tahap I berlangsung selama dua hari. Pada tahap ini kadar gula darah turun sampai di bawah 70 mg/dl. Untuk kembali normal, glikogen dari lever diubah menjadi glukosa dan dilepaskan ke darah. Glikogen juga bisa diambil dari otot, yang berakibat tubuh menjadi lemas. Healing crisis muncul pada tahap ini: sakit kepala, pusing, mual, nafas bau, mata berkabut, dan lidah terasa tebal. Tahap ini mungkin ditandai dengan rasa lapar yang sangat kuat.

Tahap II yang berlangsung pada hari ketiga sampai hari ketujuh, tubuh sudah mulai menyesuaikan diri dengan kondisi puasa. Sistem pencernaan istirahat dan memusatkan energinya pada pembersihan dan penyembuhan. Lemak diurai untuk melepas gliserol yang akan diubah menjadi gliserol. Oskidasi lemak menghasilkan keton-keton yang menekan selera makan.

Kulit pun lebih berminyak (bahkan bisa muncul jerawat atau bisul) karena lemak-lemak rusak mulai dikeluarkan dari dalam tubuh. Organ-organ pembersihnya pun mulai diperbaiki, termasuk paru-paru. Jadi, kalau paru-paru terasa nyeri jangan takut. Perbaikan juga menyentuh usus besar sehingga plak pada dindingnya mulai lunak dan lepas. Nafas masih bau dan lidah masih terasa tebal.

Tahap III, biasa terjadi seminggu kemudian (hari ke-8 sampai ke-15), ditandai dengan peningkatan energi, pikiran lebih jernih, dan tubuh terasa lebih fit. Bekas luka lama mungkin menganggu dan menimbulkan nyeri karena kemampuan menyembuhkan dari tubuh meningkat selama proses detoksifikasi ini. Sel-sel darah putih mengeluarkan zat yang dapat melarutkan sel-sel mati. Zat inilah yang menimbulkan rasa nyeri pada saraf di sekitar bekas luka tadi.

Nyeri ini justru menjadi penanda bahwa proses penyembuhan hampir mencapai finish. Nyeri dan tegang juga muncul pada otot akibat iritasi toksin, terutama di kaki sebab toksin berkumpul di kaki. Persoalan lain yang muncul pada tahap ini adalah sariawan akibat bakteri berlebihan di mulut. Penyelesaiannya gampang: kumur dengan air garam.

Tahap IV, tubuh sudah beradaptasi dengan proses detoks sehingga energi pun meningkat dan pikiran lebih jernih. Pikiran jernih mungkin terasa setelah hari ke-20. Emosi menjadi stabil, daya ingat dan konsentrasi meningkat. Tubuh telah bekerja pada kapasitas maksimum dalam mengganti sel-sel yang rusak. Keseimbangan homeostatik mencapai tingkat optimal. Sistem getah bening sudah bersih, namun lendir bisa saja masih keluar melalui hidung dan tenggorokan. Gangguan napas sudah hilang, begitu juga lidah sudah normal, berwarna merah muda.

Tahap V, makanan yang masuk akan melepaskan plak pada dinding usus yang sudah meluak. Toksin masuk ke darah dan keluar dari tubuh melalui usus besar. Empedu membuang ampasnya melalui cairan empedu dalam jumlah besan dan menyebabkan ingin segera buang air besar setelah makan. Mungkin saja diikuti dengan diare.

Inilah manfaat setelah itu: kulit menjadi bersih, sehat, kencang, dan lembut; berat badan turun; daya ingat meningkat; kadar gula darah, tekanan darah, fungsi liver, dan ginjal menjadi lebih baik; gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit kepala, kembung, dan sebagainya hilang; dan masih banyak lagi.

--------

Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS