Pemkot Bandung Optimalkan Kampanye Keselamatan Berlalu Lintas





Macet di Kota Bandung

Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung melalui Sam Satriabdra Kepala Sub Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Pengembang Wilayah II menjelaskan mengenai program Bandung Road Safety Annual Report 2015-2016 di Ruang Media Balai Kota Bandung, Kamis (12/10/2017).

Dalam kesempatan tersebut Sam mengatakan, Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan kepolisian Kota Bandung dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam berkendara di jalan.

"Kami dari Pemerintah Kota Bandung, sesuai arahan dari Wali Kota Bandung M.Ridwan Kamil untuk berkolaborasi untuk menciptakan Kota Bandung yang aman. Maka dari itu, kami bekerja sama dengan pihak kepolisian dan tim BIGRD untuk menyebarkan edukasi tentang keselamatan berlalu lintas di jalan," ujarnya.

Kecelakaan motor mendominasi
Lanjutnya, menurut hasil survei yang dilakukan oleh tTim lead and transport BIGRS, tingkat kecelakaan di Kota Bandung sebanyak 72% pengguna sepeda motor, 23% pejalan kaki dan paling sedikit yaitu pengendara mobil sebanyak 5%.

"Tren kecelakaan menurun sejak 2013-2016. Ini semua karena kampanye yang terus digalakan oleh Pemerintah Kota Bandung, kepolisian dan lembaga yang terkait. Dan kebanyakan dari 86% pengguna motor yang menggunakan helm, sebanyak 70 % salah dalam menggunakan helm. sehingga menjadi penyebab korban meninggal. Dan yang anehnya kebanyakan kecelakaan terjadi pada hari Rabu dan Jumat pada jam 08.00 sampai 10.00," tuturnya.

Maka dari itu, Pemerintah Kota Bandung beserta pihak terkait sudah melakukan sosialisasi melalui media sosial, tv, radio dan media massa lainnya untuk mengampanyekan program "Klik Biar Selamat". Dan aksi ini sudah kami buatkan situsnya supaya masyarakat bisa mendapatkan banyak ilmu dan wawasan dalam bekendara dengan aman.

"Melihat situasi seperti ini, untuk mencegah semakin banyak. Kita membuat program 'Klik Biar Selamat' dan sudah disosialisasikan melalui media sosial, tv, radio dan media massa lainnya. Kami harapkan dengan program ini penghuna motor yang memakai helm bisa lebih cermat dan benar dalam menggunakan helm, karena ini sangat vital," paparnya.

Sosialisasi pentingnya memakai helm
Di sisi lain, menurut tim lead dan transport coordination Bloomberg Initiative for Global Road Safety (BIGRS), Aine Kusumawati, kampanye untuk menggunakan helm kepada pengguna motor harus terus ditingkatkan. Karena, bagi pengguna motor, helm merupakan alat pengalaman yang sangat penting jika terjadi kecelakaan. Namun, disini selain himbauan dari petugas kepolisian, harus ada kesasaran dari diri sendiri.

"Saya pikir kampanye pengguna helm harus terus ditingkatkan, karena helm merupakan alat pengalaman yang sangat penting, tentu dengan pengguna yang benar. Jika ada petugas kepolisian yang melihat pengguna motor yang tidak meng-klik helmnya harap diberhentikan. Namun, ini hanya berupa teguran belum ada tindak lanjut sangsi tertentu. Selain itu, Ada teguran melalui audio yang dilihat dari CCTV sehingga ada efek malu bagi sipenggunanya," ucapnya.

BIGRS sendiri merupakan sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan berkendara di jalan raya. satunya untuk tahun 2014 ini, Kota Bandung terpilih dari 10 kota lainnya di dunia yang yang mendapatkan hibah program keselamatan di jalan.

"Kita sedang bekerja untuk memperbaiki beberapa desain simpang yang ada di kota Bandung, yang akan diimplementasikan di Kota Bandung, seperti Simpang jalan Ahmad Yani-Naripan dan Jalan Veteran. Ke depannya nanti ada beberapa Simpang diantaranya Simpang Jalan Asia Afrika , Simpang cikudapateuh dan Simpang Balubur. Sebagai hibah program keselamatan di jalan, karena persimpangan merupakan lokasi yang banyak memakan korban juga," imbuhnya.

Pertambahan jumlah kendaraan
Tambahnya, pertumbuhan kendaraan yang semakin tinggi menjadi salah satu penyebab riuhnya kondisi di jalanan. Maka dari itu, jika tidak didukung oleh program keselamatan berlalu lintas di jalan, tentu akan menjadi masalah di kemudian hari. Dan menurut WHO pada tahun 2030. Jika angka kendaraan tidak ditekan, tingkat kecelakaannya pula akan semakin tinggi dan akan menempati peringkat ketujuh di dunia.

"Lihat saja sekarang, motor dan mobil semakin banyak. Jalan semakin macet dan ricuh. Jika semua itu tidak dibarengi dengan program keselamatan berlalu lintas, dapat dibayangkan akan menjadi masalah yang besar kelak, dan kami akan membuat fasilitas penyeberangan jalan yang lebih banyak dan lebih berkeselamatan bagi para penyebrangan," pungkasnya.

--------

Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS