Manfaat, Implementasi, dan Peta Jalan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)





Implementas Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Model Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak mengharuskan siswa untuk terus menerus belajar di kelas. Namun mendorong agar siswa dapat menumbuh kembangkan karakter positifnya melalui berbagai kegiatan ko-kurikuler, ekstrakurikuler dalam pembinaan guru.

Perlu dipahami, bahwa pendidikan karakter sudah dilaksanakan di seluruh persekolahan. Namun, perlu dilakukan upaya terobosan agar pendidikan karakter ini bisa dilaksanakan secara konsisten oleh sekolah dan memberikan dampak yang nyata.

Dalam rangka mempersiapkan Generasi Emas 2045, pemerintah menguatkan karakter generasi muda agar memiliki keunggulan dalam persaingan global Abad XXI. Selain lima nilai utama karakter, melalui PPK, pemerintah mendorong peningkatan literasi dasar, kompetensi berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaborasi generasi muda.

Penerapan penguatan pendidikan karakter memang membutuhkan komitmen, kebersamaan, dan dukungan, dari semua pihak. Hal ini karena Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) membutuhkan waktu yang dimulai dari pengenalan, pembiasaan, hingga tujuan selanjutnya bisa menjadi kebutuhan/budaya dalam keseharian.

1. Simulasi model implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Kegiatan simulasi model implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah dilakukan setiap hari dan waktu belajar. Hal tersebut bisa dengan adanya tema-tema PPK setiap hari, misalnya Senin bertema nasional, Selasa tema integritas, Rabu tema Mandiri, Kamis tema Gotong Royong, dan Jumat tema religius.

Lalu, dilakukan kegiatan pembiasaan di sekolah yang mendukung PPK. Misalnya, upacara bendera, menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa bersama juga membaca buku nonpelajaran tentang pendidikan berbasis karakter, dan cerita rakyat 15 menit sebelum memulai pembelajaran. Hal lainnya yakni impelementasi PPK dalam kegiatan belajar-mengajar (intrakurikuler).

Sementara dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler disesuaikan dengan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orangtua dan masyarakat, kegiatan keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, kesenian, bahasa dan sastra, KIR, jurnalistik, olahraga, dll. Hal selanjutnya yakni dengan kegiatan pembiasaan, misalnya sebelum pulang sekolah siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah, dan berdoa bersama.

Adapun untuk kegiatan di luar sekolah (Sabtu dan Minggu) dengan adanya pendidikan karakter di lingkungan keluarga bersama orangtua dan interaksi dengan lingkungan atau masyarakat.

2. Manfaat dan Implikasi Program Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Implementasi PPK menyesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan sekolah. Diharapkan, keberhasilan satuan pendidikan yang menjalankan PPK dapat menjadi teladan/inspirasi bagi seluruh satuan pendidikan lainnya.

a. Manfaat
- Penguatan karakter sisswa dalam mempersiapkan daya saing siswa dengan komptensi Abad XXI, yaitu: berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi
- Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah dengan pengawasan guru
- Revitalisasi peran kepala sekolah sebagai manajer dan guru sebagai inspirator PPK
- Revitalisasi komite sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan partisipasi masyarakat
- Penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5 hari
- Kolaborasi antar K/L, pemda, lembaga masyarakat, penggiat pendidikan, dan sumber-sumber belajar lainnya.

b. Aspek penguatan
- Revitalisasi manajemen berbasis sekolah melalu Broad Based Education (BBE)
- Sinkronisasi intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler dengan kegiatan komunitas seni budaya, bahasa, dan sastra, olahraga, sains, serta keagamaan
- Deregulasi penguatasn kapasitas dan kewajiban

3. Peta Jalan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Di tahun 2016 sebanyak 542 sekolah (SD dan SMP) telah tergabung menjadi sekolah percontohan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter. Sekolah-sekolah tersebut merupakan sekolah yang telah menerapkan berbagai praktik baik pendidikan karakter sehingga diharapkan mampu menjadi contoh/teladan dan menularkan "virus kebaikan" dalam penerapan PPK di sekitarnya. Sekolah-sekolah yang dipilih juga ditentukan berdasarkan keterwakilan provinsi, kondisi geografis, maupun status sekolah negeri dan swasta.

a. 2016 (jangka pendek)
- Kajian pengembangan konsep PPK dengan adanya: kajian awal, berbagi praktik baik, pemetaan dan penetapan, sekolah uji coba, diskusi kelompok terarah, pelatihan pengembangan, kapasitas SDM, dan finalisasi dokumen PPK.
- Pematangan konsep dengan uji coba bertahap, dimana tahap 1 telah diberlakukan di 42 sekolah dan tahap 2 di 500 sekolah dengan supervisi dan pendampingan serta evaluasi uji coba PPK.

b. 2017 dan 2018 (jangka menengah)
- 2017: Implementasi mandiri dan bertahap. Pada tahun ini dilakukan di SD dan SMP dari 34 provinsi di 1.626 sekolah.
-  2018: Implementasi mandiri dan bertahap. Pada tahun ini dilakukan di SD dan SMP dari 34 provinsi di 3.252 sekolah

c. 2019-2020 selanjutnya (jangka panjang)
Dengan pengembangan implementasi PPK secara mandiri dan implementasi penuh PPK kepada seluru sekolah.

----------------
Penulis: Aminudin
Editor: Martian Hutama

--------

Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS