Kenyamana Angkutan Massal Masih Belum Sesuai Standar





Inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan  Menteri Perhubungan Negara Republik Indonesia, Ignatus Jonan ke Terminal Leuwipanjang beberapa waktu yang lalu ternyata menimbulkan polemik baru bagi para pengguna alat transportasi massal ini. Pasalnya, dalam sidak tersebut Jonan hanya  memeriksa kelayakan bus untuk dapat digunakan saat musim mudik tiba.

Para Pengguna jasa angkutan masal ini berpendapat jika Jonan melupakan aspek-aspek penting lainya yang menjadi prilaku buruk para supir.

Seperti yang diungkapkan salah satu akun Facebook bernama Joelz BangsaOne. Dalam akunnya, Joel berpendapat jika jonan hanya memperhatikan kelayakan kendaraan tanpa memperhatikan supir bis, elp angkot dan kendaraan umum lainya.

"Menyimak pemberitahuan media elektronik tentang sidak Menteri Perhubungan Ignatus Jonan, kesebuah Terminal bis. Menteri menjumpai Bis yang diperiksa layak jalan, peralatan lengkap, semua tidak bermasalah kecuali sabuk pengaman yang tidak bisa dipergunakan. Menteri Jonan barang kali tidak memperhatikan bahwa para sopir bus, elf,angkot dan kendaraan umum lainnya, kecuali bis pariwisata. Para supir itu dalam perjalanan hampir semuanya tidak menggunakan sabuk pengaman, dan dibiarkan saja. Pembiaran sudah berlangsung lama, dan para sopir angkutan umum tersebut aman-aman saja"

Joel juga  menambahkan jika ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan ditegur oleh para supir angkutan umum ini. Diantaranya;

1. Menggunakan handphone ketika mengendarai bus dan angkot.
2. Meroko yang mengakibatkan penumpang terganggu asap rokok
3. Harus menggunakan sabuk pengaman
4. Tidak ugal-ugalan saat mengendarai
5. Tidak melebihi batas kecepatan dan harus bebas obat-obatan terlarang/mabuk

Semoga Dinas Perhubungan Baik itu di Kota Bandung, dapat lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamana para penumpang, sehingga masyarakat dapat kembali menggunakan angkutan masal ini.

--------

Baca info-info seputarbandungraya.com lainnya di GOOGLE NEWS